Di sisi lain, krisis ekonomi telah menumbuhkan ''berkah'' berupa lahirnya para enterpreneur (wirausahawan) baru. Mereka ini adalah orang-orang yang jeli melihat peluang, dan tak gamang menghadapi kesulitan-kesulitan. Ketika banyak orang meratapi nasibnya yang
Mereka menyadari bahwa jalan untuk meraih sukes, kekayaan maupun kebahagiaan bukanlah dengan menjadi kuli, melainkan menjadi bos bagi diri sendiri dan orang lain. Mereka menyadari bahwa rezeki itu sebagian besar ada di tangan pengusaha, bukan di tangan pekerja. ''Nabi Muhammad pernah mengatakan bahwa sembilan dari 10 kekayaan berada di tangan pedagang, sedangkan sisanya yang hanya satu bagian itu dibagi-bagi di antara sekian banyak orang yang lebih memilih menjadi pekerja,'' kata Presiden Direktur/CEO PT Foodland Adam Mandiri Islami (Foodland), Novian Mas'ud pada pembukaan showroom Foodland Shohib dan Stock Center Manajemen Qolbu Barokah di Cipondoh, Tangerang, pekan lalu. Karena itulah, kata Novian, masyarakat kini sebaiknya lebih memperhatikan aspek pengembangan ekonomi, khususnya bidang kewirausahaan. '' Nabi menganjurkan umatnya untuk menjadi pengusaha, bukan menjadi pekerja,'' tandasnya.
Novian menambahkan, sejarah pengembangan Islam di zaman Rasulullah penuh dengan contoh para konglomerat yang mengembangkan bisnisnya untuk kepentingan masyarakat luas. '' Kita mengenal nama-nama seperti Utsman bin Affan dan Abdurrahman bin Auf. Mereka adalah konglomerat di zamannya. Istri Rasulullah, Siti Khadijah juga merupakan konglomerat,'' paparnya. Menurut Novian, para konglomerat Muslim di masa lalu telah menerapkan prinsip-prinsip ekonomi syariah, yang dilandasi pada dua hal, yakni halal dan thoyyib. Artinya, bisnis tersebut tidak hanya halal, tapi juga harus baik. Baik sumbernya, prosesnya, maupun hasil akhirnya. '' Salah satu aplikasi ekonomi syariah itu adalah ritel syariah,'' kata pengusaha yang sejak Desember 2004 mengembangkan showroom Foodland Shohib dan sedang menyiapkan pendirian hipermarket halal Foodland.
Hal senada dinyatakan oleh KH Idup Indrawan, pimpinan Yayasan Yatim Al Mubarok, Cipondoh, Tangerang. '' Rasullah, sejak masa mudanya telah menekankan pentingnya berbisnis. Beliau telah merintis usaha bisnis sejak masih usia belasan tahun. Beliau juga telah mencontohkan bagaimana cara berbisnis yang baik, yakni bisnis yang dilandasi oleh kejujuran dan keterbukaan, aman dan kecerdasan, sehingga Beliau digelari Al Amin, artinya orang yang dapat dipercaya,'' tegasnya. Menurut Idup Indrawan, kewirausahaan menjadi sangat penting bagi umat Muslim untuk mengejar ketertinggalannya di bidang ekonomi. ''Selama ini umat Islam hanya menjadi penonton, sehingga ekonomi dikuasai oleh umat lain. Kalau umat Islam ingin bangkit dari ketertinggalan di bidang ekonomi, maka umat Islam harus mengarahkan kembali perhatiannya pada bidang ekonomi seperti yang pernah dicontohkan oleh Rasulullah dan para sahabat dahulu,'' tandasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar