Kamis, 11 Februari 2010

Pilihan Kita !



Menjadi Pablo dan Bruno

Adalah Pilihan Bukan Kesempatan


Kisah lama yang sangat banyak orang telah terilhami dari cerita ini. Dan sangat mungkin Anda ingin mendengar kembali, karena ada sudut pandang berbeda yang pasti didapatkan dengan kondisi Anda saat ini.

Pablo dan Bruno adalah dua orang pemuda yang hidup di daerah terpencil, daerah yang cukup sulit mendapatkan air untuk kehidupan sehari-hari. Hampir setiap hari warga harus mengangkut ember berisi air dari jarak yang cukup jauh. Dari sumber air dibalik bukit desa mereka. Perjalanan yang jauh, beban yang berat dan jalanan yang masih sangat buruk.

Dua pemuda ini berfikir, bahwa dari pada mencari bersusah-susah sebenarnya mereka bisa saja, membeli air tersebut jika ada yang menjualnya. Mereka akhirnya menawarkan diri untuk jasa pengambilan air setiap harinya. Dan ternyata banyak sekali warga yang berminat, dengan mengganti sejumlah uang, mereka mendapatkan air. Sementara waktu mereka digunakan mengerjakan aktivitas rutin keseharian.

Berminggu-minggu mereka melakukan tugas itu dan tanpa lelah tetap dijalankan. Namun setiap malam, betapa lelah yang mereka rasakan. Setelah bekerja seharian. Menukar waktu dengan sejumlah uang itu. Jumlahnya juga selalu sama, kalau toh ada perubahan jumlah uang yang diterima itu tidak seberapa.

***

Sama saat kita menjadi seorang karyawan. Seluruh tenaga dan waktu kita tukarkan dengan gaji selama sebulan. Semuanya diatur sedemikian oleh perusahaan sehingga memang waktu semua tercurah untuk perusahaan tersebut. Jika dari seluruh waktu tercurah itu tidak ada nilai tambah, maka menjadi sangat menyesakkan. Kita boleh berhitung, kalau jujur jawaban yang diberikan, berapa dari mereka yang merasa bahagia dan sangat menyenangi pekerjaanya. Berbagai sarana untuk memotivasi diberikan, namun tetap saja ada yang kurang. Karena nilai tambah yang tidak ada.

Sama dengan Pablo dan Bruno, pada saat awal. Mereka termotivasi dengan sejumlah uang yang didapatkan. Namun segera menjadi titik ketidakpuasan, karena merasa sama tidak terjadi perubahan dalam hal pendapatan. Akhirnya telah menumbuhkan dengan suburnya rasa kebosanan. Prestasi akan menjadi semakin berkurang, dan ini awal yang tidak baik. Karena perasaan dan hati sudah tidak bersinergi.

***

Pada suatu hari, Pablo menyampaikan ide ke Bruno. Karena merasa bahwa hal yang dilakukan sekian waktu, benar-benar melelahkan. Bahkan mungkin sekali pada hari atau minggu berikutnya, jumlah ember yang bisa diangkut akan semakin berkurang. Sehingga penghasilan juga akan menurun. Pablo mengusulkan membuat saluran pipa dari sumber air ke desanya. Sehingga tanpa lelah mengangkut ember, air sudah bisa dijual.

Hal ini ditolak oleh Bruno. Merupakan hal yang tidak mungkin fikirnya. Bagaimana dengan modal? Kapan mau dikerjakan? Dan beribu alasan penolakan. Sehingga Bruno tidak bisa menerima ide tersebut.

Pablo dengan semangat dan sangat yakin, bahwa hal ini bisa dilakukan. Semuanya bukan mustahil. Karena sesuatu yang bisa diupayakan. Tinggal kemauan dan menyisihkan sedikit waktu, atau memberikan waktu dan tenaga extra untuk pekerjaan ini diluar pekerjaan rutin, mengangkut embernya.

Pada pagi harinya, Pablo dan Bruno, sama-sama melakukan aktivitas yang tetap sama. Namun pada sore hari, Pablo sengaja berhenti lebih cepat. Dia mulai melakukan niatnya. Membuat saluran pipa. Benar-benar hal ini menjadi tertawaan Bruno. Bagaimana mungkin Pablo akan punya waktu untuk selesaikan, karena untuk mengangkut ember harus tetap dijalankan. Jika berhenti, maka penghasilan juga akan berhenti. Jika berkurang penghasilan akan berkurang. Namun Pablo, tetap berjalan dengan rencananya. Tidak peduli dengan apa yang dikatakan temannya. Dia tetap take action, karena yang dia fikirkan bahwa, sukses itu bukan kesempatan, tetapi merupakan pilihan. Dan dia sendiri yang paling berhak menentukan pilihannya.

***

Suskes adalah pilihan bukan kesempatan. Keberanian take action Pablo yang luar biasa ini yang sangat jarang dimiliki oleh siapa saja. Saat dalam titik kenyamanan semu ini sering tertipu oleh keadaan. Sehingga menjadi tidak dibutakan terhadap keadaan lebih baik lainnya yang sangat banyak. Titik kenyamanan semu seperti berusaha bisa cukup dengan gaji yang diterima, walau sebenarnya masih jauh dari keinginan. Dengan terpaksa harus menunda untuk memiliki sesuatu, dll.

Tingkat kenyamanan semu ini sering kali terjadi karena didasari oleh sifat mudah menyerah. Semua harapan yang sudah tegak, dipatahkan. Berkaca pada keadaan yang tidak lebih baik dari dirinya, sehingga menjadi pola bersyukur yang salah.

Kenyamanan semu ini juga terjadi, karena waktu yang tersedia yang sebenarnya banyak dan cukup diluar waktu kerjanya, terpatahkan oleh keyakinan bahwa waktu kerja adalah jam kerja. Karena jam kerja sudah ditukarkan dengan gaji, maka waktu itu sudah habis.

Banyak terjadi loyalitas buta yang juga membuat buta untuk melihat kehidupan yang lebih baik. Namun lebih banyak lagi karena merasa sudah tidak punya daya untuk melakukan hal lain selain pekerjaannya secara rutin. Sudah terlalu lelah saat barter tenaga dan waktu dengan gajinya.

Pilihan mencari kehidupan yang lebih baik, seperti yang dilakukan Pablo, dengan memulai diluar waktu rutinnya, menjadi hal yang sangat sering ditolak dengan banyak alasan. Seandainya Pablo memiliki keberanian yang lebih kuat lagi, maka yang akan dilakukannya adalah, berhenti total mengangkat ember dan segera membangun jaringan pipanya. Namun yang dilakukan Pablo dengan keduanya tetap berjalan.

Ada ibarat yang sering dilontarkan, berdiri di dua kapal atau bakar satu kapal sekalian. Dua-duanya sangat baik. Apa yang buruk? Tidak melirik kapal lainnya.

***

Dan setelah kegiatan Pablo berjalan beberapa bulan, tanpa sadar ternyata jalur pipa yang dibuatnya, sudah selesai tiga perempat dari keseluruhan. Kini dia tidak lagi mengambil air dari jarak yang jauh, namun dari ujung pipa. Sehingga untuk mencukupi kebutuhan pelanggan ember airnya memakan waktu yang relatif lebih sedikit. Sehingga bagian waktu yang lebih panjang, digunakan untuk tahap penyelesaian. Bruno, temannya, tetap melakukan rutinitas seperti sedia kala. Namun saat ini, waktu istirahat keduanya sudah sama. Namun Bruno tampak lebih lelah dan letih. Wajar saja, karena jarak angkut yang dilakukan Bruno masih seperti saat pertama mereka berdua memulai. Sedangkan Pablo sudah sangat jauh lebih dekat. Pagi hari mereka berangkat bersama-sama. Walau dengan rutinitas yang sudah mulai berbeda.

Tidak lama dari waktu itu, Pablo sudah menyelesaikan pekerjaan membuat salurannya. Sekarang dia tidak lagi mengangkut ember-ember lagi. Saat ini melayani dan melakukan perawatan berkala. Melakukan perbaikan apabila terjadi sedikit kerusakan atau saat air tidak lancar melakukan pemeriksaan. Sudah tidak mengangkat ember lagi. Tenaga jauh lebih hemat dan juga waktu. Sehingga saat ini pelanggan semakin banyak. Ya, dia sudah totalitas dengan memelihara jalur pipanya. Tidak lagi mengangkut ember satu persatu. Dia telah mendapatkan kebebasan waktu mengelolanya. Dia sendiri yang menentukan kapan harus istirahat ataupun libur.

Bruno tetap melakukan rutinitas yang sama. Walau badannya tidak sekuat dulu, namun tetap pada loyalitas dengan pekerjaanya. Dia tetap dengan rajin berangkat pagi hari, istirahat dan makan siang pada tengah hari pada beberapa saat dan selesai sore hari. Pulang kerumah dengan lelah dan letih, menukar waktunya dengan uang hasil menjual air. Malam merasakan betapa lelah dan letih, bahkan dengan bertambahnya usia, sudah memerlukan tambahan suplemen untuk tetap bisa bekerja seperti sedia kala.

Kadang Bruno berfikir, sampaikapan dia bisa bertahan seperti ini. Dia sekarang sangat sadar, untuk mendapat hasil yang besar apalagi menabung, menjadi hal yang teramat sangat sulit. Belum lagi ada pengeluaran tambahan, obat dan jamu agar tetap bisa bekerja hingga sore hari. Dia mulai banyak berfikir, saat ini sudah muncul tenaga-tenaga yang lebih muda. Bahkan banyak pelanggannya yang berpindah membeli kepada Pablo. Karena dia terlambat dalam melayani. Dia berfikir keras dan menyesal, karena baru sadar saat ini dengan apa yang dilakukan temannya Pablo. Namun semua sudah berlalu. Dan jika saat ini hendak memulai, sebenarnya masih ada waktu.

***

Pablo sudah membakar kapal yang menjadi pijakannya. Yang tadinya berdiri di dua kapal, salah satunya telah dibakar habis. Saat ini total waktu digunakan untuk kapal lainnya. Itu diawali dengan sedikit susah payah. Namun akhirnya dia mendapatkan kepuasan yang bukan semu. Dia telah mendapatkan waktu dan kebebasan berkreativitas. Dengan yang terjadi saat itu, Pablo, sangat mungkin memperluas ‘kapal’nya. Sekali lagi keputusan yang diambilnya adalah pilihan. Bukan karena kesempatan atau keterpaksaan.

Bruno, melihat keberhasilan Pablo. Dia sadar sekali saat ini. Namun dia baru bisa memulai saat ini. Saat dia sadar. Tentu dengan lebih besar tantangan. Namun karena terlambat jauh lebih baik daripada tidak sama sekali, maka mengambil keputusan memiliki kapal baru adalah yang terbaik.

Jika saat ini masih sebagai karyawan, maka mulai membuka usaha apapun saat ini jauh lebih baik. Bukan menjadi penonton orang lain yang berwirausaha dan sukses. Namun ikut menjadi subyek yang sukses juga.

Banyak Pablo-pablo masa kini yang bersedia berbagi ilmu, bagaimana berpindah dari ‘pengangkut ember air’ menjadi ‘manusia pipa’. Banyak yang berbentuk pusat pelatihan, pendidikan, training, seminar, dll. Sehingga sangat mudah saat ini dibanding dengan Pablo pada masa lalu. Tidak perlu sulit dengan ide sendiri, terlampau banyak pilihan ide yang bisa dibuat.

***

Wirausaha Adalah Pilihan, Bukan Kesempatan. Jadi Kita Yang Menciptakan !


by Yant Subiyanto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar